Green Beauty: Program Garnier untuk Turut Jaga Kelestarian Lingkungan

Green Beauty: Program Garnier untuk Turut Jaga Kelestarian Lingkungan Sayangi diri, sayangi bumi

IDN Times/Herka Yanis Pangaribowo

 

Jakarta, IDN Times - Garnier merupakan salah satu merek kecantikan terbesar di dunia. Dengan konsumen yang mencapai jutaan orang, sudah tentu masalah kemasan bekas pakai jadi permasalahan sendiri. Sadar akan hal itu, Garnier sudah mulai mengambil langkah-langkah penting untuk bantu meminimalisasi dampak lingkungan dari kemasan bekas pakai, khususnya kemasan plastik, yaitu dengan meluncurkan program Green Beauty.  

 

Nah, dalam sesi "Ngobrol Seru Green Movement Vol. 1: Green Living Transformation" (27/10), IDN Times mengundang Diana Beauty selaku Senior Product Manager Garnier Indonesia dan Nila Patty anggota komunitas Zero Waste Indonesia untuk mengupas tuntas program Green Beauty dari Garnier ini lho. Penasaran seperti apa? Yuk simak terus artikel ini!

 

1. Mulai menerapkan proses produksi yang lebih ramah lingkungan

Green Beauty: Program Garnier untuk Turut Jaga Kelestarian LingkunganIDN Times/L’Oreal Indonesia

Baca Juga: 5 Pengganti Sedotan Plastik yang Lebih Ramah Lingkungan, Go Green Yuk!

Diana Beauty menyampaikan bahwa program Green Beauty ini merupakan aksi nyata Garnier dalam mewujudkan komitmennya menjadi brand kecantikan yang lebih ramah lingkungan. Ruang lingkupnya pun luas banget, karena program ini turut pula mentransformasi praktik bisnis dari Garnier Indonesia sendiri. 

“Green Beauty adalah transformasi rantai bisnis, mulai dari manufacturing, formula, packaging, sampai aksi melawan polusi plastik,” kata Diana. 

Sebagai wujudnya, Diana menjelaskan bahwa pabrik Garnier Indonesia sudah mengurangi 60 persen penggunaan air dan juga 84 persen emisi karbon berkat penggunaan teknologi mini hydro power system. Bahkan di tahun 2021 nanti, Garnier Indonesia menargetkan zero carbon emission di pabriknya lho. Keren banget ‘kan?

 

2. Produk yang lebih ramah lingkungan

Green Beauty: Program Garnier untuk Turut Jaga Kelestarian LingkunganIDN Times/L’Oreal Indonesia

Masalah kemasan plastik adalah tantangan yang harus dipecahkan bersama. Di satu sisi, kemasan plastik memang penting untuk menjaga kualitas produk. Namun di sini lain, kemasan plastik juga bisa menjadi polusi lingkungan jika tak dikelola dengan baik. Oleh karena itu, perlu adanya kolaborasi antara produsen dan konsumen untuk memastikan tak ada kemasan plastik yang terbuang dan mencari lingkungan. 

 

Garnier sebagai produsen sudah mengambil langkah nyata dengan mengurangi penggunaan virgin plastic pada kemasannya. “Kita mengurangi penggunaan virgin plastic, kita juga akan meluncurkan kemasan-kemasan yang bisa didaur ulang dan berasal juga dari plastik yang didaur ulang,” kata Diana. Bahkan, Garnier telah menghemat hingga 32 ton virgin plastic pada tahun 2019 lalu lho!

 

Tak hanya itu, pada tahun 2021 nanti Garnier juga akan meluncurkan produk tissue mask yang dapat terurai dengan metode composting lho. Jadi, kamu bisa merawat diri sekaligus menyayangi bumi deh!

 

3. Menggunakan bahan baku alami

Bahan-bahan alami lebih aman untuk kamu para konsumen sekaligus untuk alam. Buat kamu yang belum tahu, saat ini masih ada brand kecantikan yang belum fokus pada isu keberlanjutan, sehingga masih menggunakan bahan-bahan kimia yang bisa memicu risiko kesehatan sekaligus berpotensi mencemari lingkungan.

 

Nah, kalau Garnier sendiri sudah menggunakan bahan baku alami sebagai formulanya. “Bahan-bahan yang kita gunakan itu memang bahan baku alami. Contohnya kita punya sakura itu benar-benar dari ekstrak sakura. Kita punya lemon yuzu itu benar-benar dari ekstrak lemon. Jadi, kita memang mengedepankan bahan-bahan yang alami,” kata Diana. 

 

Diana juga menambahkan bahwa Garnier sejak tahun 2018 sudah tidak lagi menggunakan microbeads plastik untuk bahan baku produk scrub-nya lho. Tentunya ini menjadi kabar baik karena microbeads plastik adalah salah satu polutan yang mencemari kehidupan biota laut.